Cool Blue Outer Glow Pointer

Selasa, 20 Februari 2018

Jurnal Umum dan Jurnal Khusus

Jurnal merupakan suatu pencatatan atas kegiatan transaksi yang dibuat sesuai urutan kejadiannya, yang digunakan untuk pendataan setiap transaksi yang di dalam nya terdiri informasi mengenai tanggal transaksi, nominal, serta akun yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut. Jurnal yang biasa dikenal dalam laporan keuangan ada berbagai model, seperti jurnal umum, jurnal khusus, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, jurnal pembalik, dan jurnal koreksi. Namun pada tulisan kali ini akan dijelaskan mengenai jurnal umum dan khusus terlebih dahulu karena jurnal lain belum akan ditemui di awal transaksi perusahaan.


Jurnal umum merupakan jurnal yang mencatat setiap transaksi yang terjadi tepat ketika tanggal transaksi nya. Isi dari jurnal umum dapat berupa pembelian, penjualan, pembayaran beban, penerimaan pelunasan piutang, penyusutan, dll. Dapat dikatakan jurnal umum merupakan bagian paling utama dalam proses pencatatan akuntansi karena setiap jurnal yang dibuat akan mempengaruhi kelanjutan dari siklus akuntansi selanjutnya. Sehingga setiap dari pelajar maupun praktisi akuntansi harus paham mengenai dasar dari jurnal tersebut.

Dalam pengaplikasiannya, ada beberapa perusahaan yang juga menggunakan jurnal khusus. Jurnal khusus merupakan jurnal yang dibuat untuk mengakomodir kegiatan yang biasa terjadi agar mempermudah proses pencatatannya. Jurnal khusus ini terdiri dari jurnal penjualan (jual kredit), jurnal pembelian (beli kredit), jurnal penerimaan kas (semua transaksi menerima kas), jurnal pengeluaran kas (semua transaksi mengeluarkan kas), dan jurnal umum (transaksi selain empat jurnal di atas). Proses penjurnalan antara jurnal umum dan jurnal khusus adalah sama, yang membedakan hanya pengelompokkan jurnal nya agar mempermudah ketika melakukan penjurnalan maupun pengecekan.

Dalam membuat jurnal umum, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Mengidentifikasi bukti seperti faktur, kwitansi, memo, dll.
2. Menentukan pos yang akan di jurnal, termasuk ke aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan atau beban.
3. Menentukan posisi debit atau kredit dari masing-masing pos terkait penambahan dan pengurangannya.
4. Menjurnal sesuai data dan bukti disertai tanggal transaksi.

Berikut contoh transaksi sederhana:
1.  Pada tanggal 1 Juli, Ari membuka usaha Konsultan Keuangan Berkah dengan menyerahkan modal berupa:
     a. Uang tunai Rp100.000.000
     b. Peralatan laptop Rp30.000.000 dengan estimasi masa manfaat 10 tahun tanpa nilai sisa
     c. Persediaan sebesar Rp15.000.000
2.  Tanggal 2 Juli, Konsultan Keuangan Berkah membayar gedung senilai Rp36.000.000 untuk 3 tahun.
3.  Tanggal 15 Juli, diterima pembayaran senilai Rp5.000.000 atas konsultasi ke Rai.
4.  Tanggal 16 Juli dibeli motor secara kredit senilai Rp15.000.000 untuk operasional kantor dengan masa manfaat 10 tahun dengan nilai sisa Rp5.000.000.
5.  Tanggal 18 Juli melakukan jasa konsultasi senilai Rp10.000.000 dan belum dibayarkan ke Indra.
6.  Dibeli Rp3.000.000 persediaan dari PT. Farmaki Mia secara kredit tanggal 20 Juli.
7.  Dibayar beban utilitas sebesar Rp500.000 pada 25 Juli.
8.  Dibayar gaji sebesar Rp7.000.000 untuk karyawan pada 30 Juli.

Pembahasan
1. Ari membuka usaha dengan modal uang tunai, peralatan, dan persediaan. Maka Aset (D) bertambah untuk Kas, Peralatan, dan Persediaan dan Modal (K) bertambah.
2. Membayar sewa gedung dikategorikan sebagai beban karena bukan milik sendiri, namun karena pembayaran nya dilakukan di awal maka dimasukkan ke dalam Aset (D) terlebih dahulu, kemudian di setiap akhir pelaporan nilainya akan disesuaikan dengan jumlah yang sudah bisa diakui sebagai beban. Maka bertambah di Sewa dibayar di muka (D) dan Kas (D) berkurang sehingga di posisi (K).
3. Penerimaan uang atas jasa maka Kas (D) bertambah dan Pendapatan jasa (K) juga bertambah.
4. Pembelian motor secara kredit maka Aset berupa Kendaraan (D) bertambah dan Utang (K) juga bertambah.
5. Utang pihak lain kepada kita dikategorikan sebagai Aset dalam akun Piutang (D). Oleh karena Indra belum membayar maka Piutang (D) bertambah, dan karena sudah melakukan jasa maka Pendapatan Jasa (K) juga bertambah.
6. Membeli persediaan maka menambah Aset berupa Persediaan (D) dan mengurangi Kas (D) sehingga menjadi di (K).
7. Membayar beban utilitas maka menambah nilai Beban Utilitas (D) yang juga mengurangi nilai Kas (D) menjadi (K).
8. Sama seperti nomor 7. Beban Gaji (D), Kas (D) berkurang di (K).


Penyelesaian:



Setelah dilakukan penjurnalan sesuai dengan data yang ada, maka masing-masing akun tersebut di kelompokkan ke buku besar perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan kritik berbeda dengan komentar menjatuhkan. Sikapi dengan bijak