Cool Blue Outer Glow Pointer

Jumat, 03 April 2020

Metode Pencatatan Persediaan

Bagi perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan merupakan salah satu elemen yang sangat menentukan karena jenis operasi yang dilakukan sangat berkaitan dengan persediaan. Terdapat 2 jenis pencatatan persediaan yang memiliki karakteristik dan keunggulan sendiri untuk diterapkan dalam pencatatan perusahaan.


Dalam tulisan kali ini, metode pencatatan tersebut akan dibahas dengan lebih detail agar perusahaan mampu menentukan metode mana yang lebih baik. Ada 2 metode pencatatan persediaan yang dapat dijadikan pilihan oleh perusahaan, yaitu:

1. Pencatatan Perpetual. Metode pencatatan menggunakan perpetual membuat perusahaan harus selalu melakukan pencatatan persediaan setiap ada transaksi masuk (pembelian) maupun transaksi keluar (penjualan). Setiap kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan penjualan dan pembelian akan selalu dicatat dalam pembukuan, dalam hal ini termasuk jika adanya retur pembelian ataupun penjualan.

Dalam pencatatan dengan menggunakan metode perpetual, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dalam pembukuannya, seperti:
a) Setiap transaksi pembelian akan selalu dicatat dan menambah dalam akun Persediaan perusahaan, apabila ada retur atas pembelian tersebut, maka akan dicatat sebagai pengurang pada akun Persediaan.
b) Setiap transaksi penjualan, akan selalu mengurangi nilai dari Persediaan dan akan memunculkan akun Harga Pokok Penjualan yang terdapat pada Laporan Laba Rugi perusahaan.

2. Pencatatan Periodik. Metode pencatatan ini membuat perusahaan harus melakukan stock opname pada akhir periode pencatatan, untuk dapat menentukan nilai dari persediaan pada akhir buku pelaporan. Pencatatan menggunakan metode periodik memiliki beberapa karakteristik dalam pencatatannya.

a) Setiap transaksi pembelian (berikut retur jika ada) akan selalu menambah nilai Persediaan dari perusahaan.
b) Untuk transaksi penjualan, tidak dilakukan pencatatan setiap transaksi, melainkan dilakukan di akhir periode setelah stock opname. Nilai dari sisa persediaan setelah stock opname dijadikan acuan dalam membuat jurnal pencatatan atas Harga Pokok Penjualan pada periode tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka setiap perusahaan memungkinkan untuk menggunakan metode tersebut, namun tentunya perusahaan menginginkan efektivitas dalam pencatatan Laporan Keuangannya.

Metode Perpetual akan lebih efektif jika digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dalam nominal besar dan arus masuk dan keluar barang di gudang tidak intens. Dealer, furniture, barang elektronik merupakan contoh terbaik untuk menggunakan metode ini.
Metode Periodik akan lebih efektif untuk perusahaan yang memiliki arus masuk dan keluar barang yang intens di gudangnya. Perusahaan retail merupakan contoh terbaik perusahaan yang menggunakan metode ini.

Setelah memilih metode pencatatan yang lebih efektif untuk perusahaan, maka perusahaan dapat memilih metode perhitungan pencatatan yang akan digunakan.

Untuk metode perhitungannya akan di update nanti yaa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan kritik berbeda dengan komentar menjatuhkan. Sikapi dengan bijak