Cool Blue Outer Glow Pointer

Senin, 05 Maret 2018

Kesalahan Islam

Islam merupakan agama yang mempercayai keberadaan satu tuhan yaitu Allah SWT. Agama Islam yang dianut sekarang merupakan agama yang disebarkan Nabi Muhammad SAW berdasarkan wahyu yang diterima dari Malaikat Jibril, meskipun dalam paham Islam, agama Islam sudah ada semenjak zaman manusia pertama di muka bumi yaitu Nabi Adam AS. Seperti yang sudah penulis ungkapkan, kalau dalam tulisan-tulisan di blog ini lebih menguatkan pendapat pribadi dari penulis, bukan berdasarkan teori yang umum dipelajari.

Dalam konteks agama Islam, seluruh ajaran yang dilakukan harus berdasarkan aturan yang ada. Aturan yang dimaksud adalah berdasarkan firman Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an, sunnah Nabi Muhammad dalam Al-Hadits, maupun pendapat sahabat Nabi atau ijma' ulama. Islam mengatur penganut nya dari masalah keyakinan sampai kepada masalah sosial muamalah. Dalam hal aturan dalam kehidupan ini, sesungguhnya untuk menunjukkan kebaikan kepada alam semesta dan untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Banyak bidang-bidang kehidupan sehari-hari yang hasil penelitiannya sudah tertulis dalam Al-Qur'an yang muncul ±15 abad yang lalu.



Dalam kehidupan dewasa ini, banyak terjadi kesalahpahaman mengenai eksistensi Islam. Keberadaan kehidupan beragama seakan harus dipisahkan dalam kehidupan mencari dunia, padahal dunia yang dibuat oleh Allah ini merupakan sarana agar seseorang memperoleh ijazah yang baik untuk meraih gelar sarjana surga nantinya. Banyak kita temui Islam sering dianggap penyebab teroris, penyebar politik SARA, maupun hal lainnya. Dalam hal ini perspektif tersebut tidak bisa sepenuhnya disalahkan, karena ada beberapa pemahaman yang berbeda dengan 'pihak lain' dan adanya gerakan yang mengatasnamakan Islam namun perbuatannya bahkan dikutuk oleh Islam.

Dalam tulisan kali ini penulis akan membahas pandangan penulis terhadap agama yang terkadang banyak muslim (penganut Islam) salah paham sekarang ini.


  1. Hidup untuk beribadah, bukan beribadah untuk mendapat dunia yang lebih baik. Dalam kehidupan dewasa ini, keberadaan ibadah seringkali digunakan untuk mendapat feedback di dunia ini. Padahal dalam ilmu Islam, dunia dan isinya diciptakan agar seseorang baik dari kalangan manusia atau jin untuk menyembah kepada-Nya. Bahkan dalam salah satu ceramah yang penulis pernah dengar, ketika seseorang yang mengharapkan surga dalam ibadahnya, maka di akhirat nanti ia tidak akan lebih bahagia dibandingkan dengan seseorang yang beribadah karena kecintaannya kepada Allah, Nabi dan agamanya.
  2. Bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Bekerja mencari nafkah merupakan salah satu dari ibadah yang Allah ridhoi JIKA dilakukan untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan ibadah. Namun belakangan seperti yang kita ketahui, banyak diantara muslim (termasuk penulis) yang lebih mengutamakan kepentingan dunia yaitu mencari uang, bahkan sampai lupa dimana ia meletakkan Al-Qur'an yang ia beli ketika masa kecil dulu. Perkembangan teknologi menurut penulis dapat diarahkan ke arah yang agamis seperti download aplikasi Al-Qur'an dan Hadits serta do'a di smartphone. 
  3. Menikah sebagai awal dari perjuangan, bukan akhir dari sekian lama perjuangan. Banyak kondisi sekarang yang membuat seseorang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Salah satunya adalah kondisi seseorang yang sudah mapan dianggap mumpuni untuk menikah. Hal ini sangat benar dan memang makruh apabila menikah dalam keadaan belum memiliki kemampuan mencari nafkah bagi calon pengantin pria, namun dalam kondisi psikologis baik calon pria dan wanita yang sudah sama-sama menggebu, bagi keluarga alangkah lebih baik untuk disegerakan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Perlu diingat bahwa Allah berjanji bahwa rizki seseorang akan bertambah ketika menikah selama dilakukan untuk beribadah kepada-Nya.
  4. Agama harus dikaitkan dengan seluruh unsur kehidupan, jangan dipisahkan. Muncul beberapa pendapat bahkan dari orang-orang yang berilmu mengenai eksistensi Islam yang sebaiknya dikesampingkan dalam beberapa konteks kehidupan. Hal ini sungguh sangat tidak berdasar jika kita melihat dari sisi sumber ilmu. Bayangkan, Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT sedangkan tatanan kehidupan sosial, ekonomi, maupun bernegara di Indonesia diciptakan oleh manusia. Menurut pembaca, mana yang akan dipilih?
  5. Sampaikan ilmu walau hanya satu ayat, bukan menyampaikan ilmu kalau sudah ahli. Pengalaman pribadi penulis yang menemukan beberapa komentar dalam konten keagamaan. Beberapa yang tidak setuju dengan isi tulisan mengatakan sebaiknya tidak usah ditulis pendapat jika hanya disertai ilmu yang sedikit. Padahal lebih baik jika dalam tulisan tersebut ada feedback sehingga penulis tersebut memiliki tambahan ilmu
Beberapa kondisi tersebut mau tidak mau pasti akan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita tahu bahwa Islam diturunkan dan disempurnakan oleh Allah SWT kepada seseorang yang paling mulia yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada siapa kita akan menyalahkan hal tersebut?

Setiap agama baik itu Islam ataupun agama lain, pasti mengajarkan ajaran yang baik. Namun banyak oknum yang kadang mengatasnamakan agama yang membuat agama menjadi pijakan kejahatan yang mereka lakukan. Kesalahan paling besar tentu disematkan kepada masing-masing individu yang tidak mendapat pelajaran agama dengan baik. Banyak orang tua yang lebih mengutamakan kecerdasan duniawi dibandingkan dengan kelimuan agama. Bahkan ketika seorang anak akan masuk dunia pendidikan maka pesantren, atau sekolah Islam menjadi opsi terakhir jika tidak diterima di sekolah unggulan. 

Penulis hanya menulis berdasarkan apa yang terjadi di sekitar penulis. Benar atau salah penulis serahkan kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan kritik berbeda dengan komentar menjatuhkan. Sikapi dengan bijak